Wisata Menarik Di Pulau Penyengat

 

Paket Wisata Bintan – Pulau Penyengat bersama dengan alam yang begitu indah dan kaya akan objek wisatanya. Pulau ini terletak di Kota Tanjung pinang-Kepulauan Riau. Penyengat yang berjarak kurang lebih 2 km berasal dari pusat kota Pinang.

Kenapa bisa dijuluki Pulau Penyengat?

Suatu hari, tersedia seorang pelaut yang sedang melacak air tawar di pulau ini, tiba-tiba ia dikejar binatang penyengat sejenis lebah. Karena cerita itulah, pulau ini dikenal sebagai Pulau Penyengat.

Pulau Penyengat ialah salah satu objek wisata yang beragam akan objek dan keindahannya. Pulau Penyengat dulu menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Riau. Jarak perjalanan kesana hanya memerlukan waktu kurang lebih 15 menit.

Sejarah pulau Penyengat

Asal nama Pulau Penyengat tidak dicantumkan dalam bukti sejarahnya. Hanya tersedia cerita rakyat yang memperlihatkan asal nama Penyengat berasal dari nama hewan sebangsa serangga yang membawa sengat.

Menurut cerita, terkecuali para pelaut yang melanggar pantang dan larangan saat menyita air di pulau ini, maka mereka di serang oleh ratusan serangga berbisa. Binatang inilah yang disebut bersama dengan Penyengat, yang selanjutnya disebut bersama dengan Pulau Penyengat.

Pulau Penyengat dibangun sebagai pusat pertahanan ditahun Pada 1803. Pulau ini lantas dibangun menjadi negeri dan berkedudukan yang Dipertuan Muda Kerajaan Riau-Lingga.

Ketika itu, Sultan berkediaman formal di Daik-Lingga. Pada tahun 1900, Sultan Riau-Lingga ganti ke Pulau Penyengat.Sejak itu lengkaplah peran Pulau Penyengat sebagai pusat pemerintahan, rutinitas istiadat, agama Islam dan kebudayaan Melayu.

Awalnya pulau ini cuma sebuah area persinggahan armada-armada pelayaran yang melayari perairan Pulau Bintan, Selat Malaka dan sekitarnya.Wisata Menarik di Pulau Mapur

Tempat kunjungan Pulau Penyengat

Mesjid Sultan Riau

Jika kita singgah berasal dari arah Tanjung Pinang, kita akan langsung melihat Perjalanan yang tak terlampau panjang menuju pulau seluas 2 hektar ini akan disambut bersama dengan kemegahan Mesjid Raya Sultan Penyengat ini. Pendiriannya diprakarsai oleh Yang Dipertuan Muda VII, Raja Abdul Rahman, masjid ini merupakan masjid pertama yang memanfaatkan kubah di Nusantara.

Dibuat bersama dengan putih telur, kapur, pasir dan tanah review lebih kurang tahun 1761-1812, masjid ini miliki style arsitektur yang terlampau beragam, berasal dari Melayu, Arab, India dan Turki. Selain bangunannya, di dalam masjid ini terhitung menyimpan Al Quran tulisan tangan asli, yang diperkirakan dibuat terhadap 1867 oleh Abdurrahman Stambul, masyarakat asli Pulau Penyengat.

Istana Kantor

Sedangkan Istana Kantor merupakan pusat kegiatan di Pulau Penyengat. Di istana ini jugalah, Raja Ali Haji memicu Gurindam Dua Belas yang memuat nasihat untuk hidup, untuk bersahabat, serta untuk memerintah sebuah negeri.

Sastrawan Melayu yang telah dianugerahi gelar Pahlawan Nasional itu merampungkan karyanya terhadap tahun 1847. Meski jaman keemasan Pulau Penyengat telah lama berlalu, kini kemegahan Pulau Penyengat selalu terlihat. Baik sebagai sebuah sejarah, sebuah kehidupan, dan sebagai bukti bahwa sebuah perjuangan akan dianggap bukan cuma berasal dari pertumpahan darah, tetapi asumsi yang cerdas juga.

Berkunjung ke pulau ini terhitung akan mengingatkan kita untuk mengenang perjuangan yang telah dijalankan leluhur serta mendekatkan diri terhadap Sang Pencipta. Masjid Sultan Riau Mata kita langsung disajikan megahnya Masjid Sultan Riau yang didominasi warna kuning bersama dengan aksen hijau.

Masjid ini berdiri sejak 1832. Konon, masjid selanjutnya dibangun bersama dengan campuran putih telur. Meski keluar megah di luar dan miliki halaman terlampau luas, tetapi interior masjid keluar begitu sederhana.

Di sedang ruangan, tersedia tiga lampu kristal yang menggantung. Selain itu, dipamerkan terhitung Al Quran Tulis Tangan yang dibuat oleh masyarakat pulau penyengat terhadap abad ke-18.

Gedung Mesui

Gedung Mesiu Gedung ini merupakan bangunan berdinding tidak tipis dan berwarna kuning kusam. Ada kubah bertingkat di atasnya gedung ini dulunya merupakan gudang area penyimpanan mesiu. Selain itu, gedung ini dulu menjadi penjara di jaman kerajaan.

Konon, tersedia empat gedung sama di Pulau Penyengat. Komplek Makam Raja Abdurrahman Tak jauh berasal dari Gedung Mesiu, terdapat komplek makam Yang Dipertuan Muda Riau VII Raja Abdurrahman.

Makam raja terletak di depan pintu gerbang. Di komplek makam Yang Dipertuan Muda Riau VII Raja Abdurrahman, terdapat lebih kurang 50 makam lain yang terdiri berasal dari bagian keluarga sampai penasihat kerajaan sepanjang dia berjaya.

Kompleks Makam Raja Ali Haji Masih mengenai makam, kali ini rombongan diajak singgah ke makam Raja Ali Haji. Makam Raja Ali Haji di Pulau Penyengat, Tanjungpinang.

Makam Raja Ali Haji

Ia dikenal sebagai salah satu pahlawan Kepulauan Riau atas karya sastranya. Ia menciptakan gurindam dua belas yang sampai kini menempel terhadap budaya melayu di Riau.

Istana Kantor Bangunan ini dulunya merupakan istana area tinggal Raja Ali (1844-1857). Istana ini terhitung sering disebut Marhum Kantor.

Luas istana kantor beserta halamannya lebih kurang satu hektar. Istana kantor dulu menjadi area tinggal Raja Ali (1844-1857).

Walau telah kusam, bangunan selanjutnya tetap berdiri kokoh. Meski begitu, keluar sebagian fisik bangunan istana yang telah hancur.

Rumah Adat Melayu

Rumah rutinitas melayu ini bangunannya merupakan rumah panggung khas Melayu yang terbuat berasal dari kayu. Saat ini Balai Adat difungsikan untuk menyongsong tamu atau mengadakan perjamuan bagi orang-orang penting.

Di bagian bawah bangunan ini, terdapat sebuah sumur air tawar yang konon usianya telah ratusan tahun. Sampai pas ini airnya tetap mengalir dan bisa langsung diminum. Saya telah cobain langsung minum air sumur selanjutnya dan surprisingly rasanya fresh sekali.

Ziarah Makam Raja Abdurrahman

Ziarah makam sudah pasti menjadi salah satu perihal yang direkomendasikan untuk dijalankan di pulau ini. Makam pertama yang bisa dikunjungi adalah Makam Raja Abdurrahman.

Raja Abdurrahman adalah Yang Dipertuan Muda Riau VII, memerintah sepanjang periode tahun 1832-1844. Di dalam komplek makam ini, terdapat lebih kurang 50 makam yang terdiri berasal dari bagian keluarga sampai penasihat kerajaan di zaman kepemimpinan beliau.

WhatsApp WhatsApp us